Aliuyanto: Dari Kedai Sederhana hingga Ratusan Cabang, Sosok di Balik Sukses Restoran Solaria
Resensi Kaltim, JAKARTA – Bagi pencinta kuliner yang sering berkunjung ke pusat perbelanjaan atau rest area jalan tol, nama Solaria tentu sudah tak asing lagi. Restoran keluarga ini dikenal luas berkat menu yang variatif, porsi besar, dan harga terjangkau. Namun, tak banyak yang tahu sosok di balik kesuksesan jaringan restoran ini, Aliuyanto, pendiri sekaligus penggeraknya sejak awal.
Dengan logo khas bernuansa ungu, Solaria telah berdiri kokoh selama lebih dari tiga dekade, sejak pertama kali didirikan pada tahun 1991. Di tengah gempuran tren kuliner yang silih berganti, Solaria tetap menjadi salah satu restoran favorit lintas generasi di Indonesia.
Berani Tinggalkan Zona Nyaman
Aliuyanto bukan berasal dari dunia kuliner. Ia adalah lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang sempat berkarier di dunia korporat. Namun, semangat untuk mandiri dan menciptakan sesuatu yang berdampak membuatnya memilih jalur wirausaha—meskipun penuh risiko.
Restoran pertama Solaria dibuka di Lippo Cikarang, Bekasi, dengan konsep yang sangat sederhana: sebuah kedai kecil dengan hanya empat karyawan. Ia mengandalkan tabungan dari lima tahun bekerja untuk memulai usahanya.
“Saya ingin menawarkan makanan enak dengan porsi besar, tapi tetap ramah di kantong,” ujar Aliuyanto dalam sebuah sesi wawancara saat wisuda UGM tahun 2016, seperti dikutip dari laman resmi universitas.
Tumbuh Bersama Selera Keluarga Indonesia
Meski awalnya berjalan lambat, Solaria mulai menarik perhatian publik pada pertengahan tahun 1990-an. Dalam waktu dua dekade, restoran ini berkembang pesat hingga memiliki lebih dari 200 cabang di lebih dari 50 kota besar di seluruh Indonesia. Jumlah karyawannya kini mencapai ribuan orang.
Solaria dikelola secara profesional di bawah PT Sinar Solaria. Tampilan restoran terus diperbarui mengikuti tren desain modern, namun tetap mempertahankan identitas visual khas, dominasi warna ungu dan suasana nyaman untuk keluarga.
Menu yang ditawarkan pun semakin beragam, dari makanan lokal seperti Nasi Goreng Teri Medan dan Kwetiau Ayam, hingga sajian bergaya barat seperti Chicken Cordon Bleu. Meski telah tumbuh menjadi jaringan raksasa, prinsip awal Solaria tetap dijaga, yaitu menyajikan makanan berkualitas dengan harga yang bersahabat.
Bukti Mimpi Bisa Dimulai dari Kedai Kecil
Kisah Aliuyanto adalah contoh nyata bahwa pendidikan, pengalaman kerja, dan keberanian mengambil risiko bisa berpadu menciptakan kesuksesan, bahkan tanpa latar belakang profesional di bidang kuliner.
Dari kedai kecil di pinggiran kota, ia membuktikan bahwa mimpi besar bisa dimulai dari langkah sederhana—asalkan disertai tekad, kerja keras, dan keinginan untuk terus belajar. (yin)
