Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan Wujudkan Restorasi Mangrove Berbasis Inovasi Digital
Resensi Kaltim, Kubu Raya, Kalimantan Barat — PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan melalui Aviation Fuel Terminal (AFT) Supadio terus menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat di Kalimantan Barat. Salah satu bentuk nyata komitmen tersebut diwujudkan melalui program binaan Destana Patra Berdikari, yang berfokus pada konservasi mangrove dan pengelolaan limbah berbasis inovasi digital.
Konservasi Mangrove Lewat Pengelolaan Limbah Sabut Kelapa
Desa binaan Patra Berdikari berlokasi di Desa Sungai Kupah, Kabupaten Kubu Raya. Wilayah ini memiliki potensi besar dalam konservasi ekosistem pesisir, khususnya mangrove, yang menjadi elemen penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan laut dan darat.
Salah satu tantangan utama di desa ini adalah penumpukan limbah sabut kelapa yang tidak terkelola. Melalui program binaan Pertamina, limbah tersebut kini diolah menjadi produk bernilai tambah seperti:
- Cocopeat, media tanam dari serbuk sabut kelapa yang mampu menyimpan air dan nutrisi, sangat cocok untuk penanaman mangrove.
- Pot cocopeat dan sapu lidi, produk ramah lingkungan yang juga meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.
Kolaborasi Digital Melalui Platform Mangrove Digital
Sebagai bentuk inovasi, Destana Patra Berdikari menggandeng Mangrove Digital, sebuah platform teknologi yang memfasilitasi kolaborasi antara individu, perusahaan, dan komunitas lingkungan dalam upaya restorasi mangrove.
Melalui platform ini, masyarakat dapat mengakses informasi terbuka mengenai area konservasi dan dampak lingkungan, sekaligus terlibat langsung dalam program konservasi dengan kontribusi terjangkau. Paket konservasi tersedia mulai dari Rp5.000 per bibit, dan dapat diakses melalui laman resmi: https://mangrovedigital.org
Inisiator Muda dari Desa Sungai Kupah
Mangrove Digital merupakan inisiatif dari Rudi Hartono, seorang pemuda pegiat lingkungan asal Desa Sungai Kupah yang juga merupakan mitra binaan AFT Supadio. Berawal dari kekhawatiran terhadap kondisi ekosistem mangrove yang semakin terancam, Rudi menginisiasi platform ini sebagai solusi berbasis teknologi untuk mempermudah proses konservasi yang terintegrasi dan transparan.
Kolaborasi antara pegiat lingkungan lokal dan dukungan korporasi menjadi kekuatan utama dalam memperluas dampak konservasi secara berkelanjutan.
Pertamina: Teknologi sebagai Kunci Konservasi Berkelanjutan
Dalam pernyataan terpisah, Area Manager Communication, Relations & CSR Regional Kalimantan, Edi Mangun, menyampaikan apresiasinya terhadap inovasi berbasis teknologi yang dikembangkan oleh mitra binaan.
“Kami sangat mendukung inovasi seperti Mangrove Digital karena sejalan dengan visi kami untuk berkontribusi aktif dalam pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat di Kalimantan,” ujar Edi.
Edi menegaskan bahwa melalui Destana Patra Berdikari, AFT Supadio tidak hanya memberikan dukungan teknis dan logistik, tetapi juga mendorong pemanfaatan teknologi dalam upaya konservasi lingkungan.
“Kami yakin kolaborasi ini dapat mempercepat restorasi mangrove sekaligus meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat serta dunia usaha dalam menjaga ekosistem,” tambahnya.
Dukung Pencapaian SDGs Melalui Program Berbasis Teknologi
Komitmen Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan ini juga merupakan bagian dari kontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), terutama:
- SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim (Climate Action)
- SDG 14: Ekosistem Laut (Life Below Water)
Dengan memadukan teknologi, pelibatan komunitas, dan dukungan multipihak, Pertamina berharap dapat memperkuat program konservasi lingkungan berbasis lokal, sekaligus menciptakan dampak berkelanjutan bagi masyarakat dan ekosistem di Indonesia. (*/yin)